23 Mei 2024

"Menelusuri Jejak Sang Waliyulloh: Perjalanan Spiritual Jama'ah Muslimat NU Ranting Ngelo."

(Foto di pintu Masuk makam Mbah Kuwu sangkan Cirebon Girang)


Pada Rabu, 22 Mei - Kamis, 23 Mei 2024, rombongan Jama'ah Muslimat NU ranting Ngelo melaksanakan ziyaroh (kunjungan) ke makam para wali dan tokoh penting dalam sejarah Islam di Jawa. Perjalanan spiritual ini diikuti dengan penuh khidmat dan antusias oleh seluruh anggota.


Rangkaian ziyaroh dimulai dari Makam Kiageng Tarub, seorang ulama besar yang dikenal dengan kesalehannya. Rombongan berdoa dan mengheningkan cipta di makam yang penuh berkah ini. Selanjutnya, mereka melanjutkan perjalanan ke Makam Kiageng Selo, seorang wali yang menyebarkan agama Islam di daerah tersebut.


Perjalanan dilanjutkan ke Makam Sunan Kalijogo, salah satu Walisongo yang terkenal dengan strategi dakwahnya yang unik dan adaptif dengan budaya lokal. Rombongan memanjatkan doa dan mengambil hikmah dari kehidupan sang Wali.


Selanjutnya, rombongan mengunjungi Makam Raden Fatah, pendiri Kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa. Di tempat ini, mereka merenungkan peran Raden Fatah dalam penyebaran agama Islam di Nusantara.


Perjalanan ziyaroh kemudian dilanjutkan ke Makam Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo yang berjasa dalam menyebarkan Islam di Cirebon dan sekitarnya. Rombongan berziarah dengan penuh khidmat dan mengambil pelajaran dari jejak perjuangan sang Wali.


Selanjutnya, rombongan mengunjungi Makam Syeh Magelung Sakti, seorang ulama yang dikenal dengan karomah dan barakah yang dimilikinya. Di tempat ini, mereka berdoa dan memohon keberkahan.


Perjalanan dilanjutkan ke Makam Pangeran Cakrabuana, yang juga dikenal sebagai Mbah Kuwu Sangkan. Rombongan berziarah dan mengenang jasa beliau dalam mengembangkan Islam di daerah tersebut.

(Syafiq saat rehat di halaman masjid Agung Demak Bintoro & Naik Patung Maung Bodas di pelataran Mbah Kuwu Sangkan)

Rangkaian ziarah diakhiri di Makam Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Girang. Di tempat ini, rombongan meninggalkan jejak kenangan dengan berfoto bersama, termasuk saya bersama istri tercinta dan putra kecil kami, Syafiq, yang turut meramaikan perjalanan spiritual ini.


Setelah selesai, rombongan melanjutkan perjalanan pulang dan tiba di rumah menjelang waktu Maghrib, hati penuh dengan ketenangan dan kekuatan spiritual yang didapatkan dari ziarah ke makam para wali dan tokoh penting dalam sejarah Islam di Jawa.


Perjalanan Ziyaroh Waliyulloh yang dilaksanakan oleh Jama'ah Muslimat NU ranting Ngelo pada Rabu, 22 Mei - Kamis, 23 Mei 2024 tersebut tidak hanya menjadi pengalaman spiritual yang bermakna, tetapi juga memiliki beberapa catatan penting yang perlu diulas lebih dalam.


Pertama, pemilihan lokasi-lokasi ziarah yang dikunjungi menunjukkan bahwa rombongan ingin menghormati dan meneladani jejak perjuangan para wali serta tokoh penting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa. Dari Makam Kiageng Tarub, Kiageng Selo, Sunan Kalijogo, Raden Fatah, Sunan Gunung Jati, Syeh Magelung Sakti, hingga Pangeran Cakrabuana (Mbah Kuwu Sangkan), masing-masing memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara.


Kedua, perjalanan ziarah ini tidak hanya bertujuan untuk berdoa dan meminta berkah kepada Alloh SWT, tetapi juga untuk merenungkan serta mengambil hikmah dari kehidupan para wali dan tokoh tersebut. Rombongan secara khidmat melakukan doa dan mengheningkan cipta, sambil menggali pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Ketiga, keikutsertaan Syafiq, putra kecil salah satu anggota rombongan, menunjukkan bahwa perjalanan ziarah ini juga menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai keislaman dan mengenalkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam kepada generasi penerus. Momen berfoto di Makam Mbah Kuwu Sangkan menjadi kenangan manis yang dapat dibagikan kepada keluarga dan generasi selanjutnya.


Secara keseluruhan, perjalanan ziarah ini tidak hanya menjadi pengalaman spiritual yang berharga, tetapi juga memberikan kesempatan bagi para anggota rombongan untuk memperkuat iman, menghargai sejarah, serta menanamkan nilai-nilai keislaman kepada generasi muda. Momen-momen indah dalam perjalanan ini akan menjadi kenangan yang tetap dikenang oleh seluruh peserta.