27 Oktober 2024

“Silaturahmi dan Pembelajaran: Bimbingan Keagamaan Muslimat NU di Desa Ngelo”


Pada hari Ahad, 27 Oktober 2024, Dusun Jeruk, Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo menjadi saksi atas terlaksananya kegiatan bimbingan dan penyuluhan yang diselenggarakan oleh Jamaah Muslimat NU Anak Ranting Jeruk. Acara ini dihadiri oleh anggota jamaah Muslimat NU dan tokoh masyarakat setempat, yang bersama-sama berpartisipasi dalam rangka memperkuat pemahaman keagamaan dan mempererat silaturahmi antarwarga.

Puncak kegiatan ini diisi dengan tausiyah yang penuh makna dari Kiyai Paniran, Rais Syuriyah NU Ranting Ngelo. Dalam ceramahnya, Kiyai Paniran menyampaikan keutamaan ibadah haji bagi seorang muslim dan muslimah, yang bukan hanya menjadi bentuk penghambaan kepada Allah tetapi juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri secara spiritual. Ia mengajak para jamaah untuk memahami esensi dari ibadah haji sebagai salah satu rukun Islam yang agung dan menginspirasi semua yang hadir untuk senantiasa menjaga keikhlasan serta istiqamah dalam beribadah.

Kegiatan bimbingan dan penyuluhan ini berjalan lancar dan penuh khidmat. Para peserta antusias menyimak setiap materi yang disampaikan, berharap kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan menambah wawasan keagamaan.

Suasana keakraban sangat terasa selama kegiatan berlangsung. Diskusi interaktif dan sesi tanya jawab juga mewarnai acara ini, memberi kesempatan bagi jamaah untuk mengajukan pertanyaan seputar ibadah dan kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan tutunan agama. Dukungan dari tokoh masyarakat setempat turut memperkuat nuansa kebersamaan di antara warga.

Kiyai Paniran dalam tausiyahnya menekankan pentingnya niat yang ikhlas dalam menjalankan setiap ibadah. Ia menjelaskan bahwa niat yang tulus menjadi landasan utama yang akan membawa keberkahan serta ketenangan dalam hidup. Selain itu, beliau juga mengingatkan jamaah untuk selalu bersyukur dan menjaga amalan-amalan sunnah di samping ibadah wajib, sebagai bentuk pengabdian yang paripurna kepada Allah SWT.

Di akhir acara, para jamaah Muslimat NU Anak Ranting Jeruk mengucapkan terima kasih kepada Kiyai Paniran dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan kegiatan ini. Mereka berharap kegiatan bimbingan dan penyuluhan ini dapat terus berlanjut secara berkala, menjadi sarana belajar dan berbagi ilmu yang bermanfaat, serta mempererat persaudaraan di lingkungan Dusun Jeruk, Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo.

29 September 2024

Warga Dusun Jipangulu Gotong Royong Membangun Aula Makam Mbah Santri

Jipangulu, 29 September 2024 – Warga Dusun Jipangulu hari ini bersama-sama bergotong royong membangun aula makam Mbah Santri, salah satu tokoh penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di wilayah tersebut. Kegiatan ini berlangsung pada hari Ahad, 29 September 2024, dengan penuh semangat kebersamaan dan kekompakan.

Acara gotong royong ini diikuti oleh Kepala Dusun Jipangulu, perangkat dusun, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta warga masyarakat setempat. Kehadiran berbagai elemen masyarakat menunjukkan tingginya rasa kepedulian dan kebersamaan warga dalam mendukung pembangunan fasilitas yang memiliki nilai sejarah dan religius.

Dana untuk pembangunan aula tersebut sepenuhnya berasal dari swadaya masyarakat Dusun Jipangulu. Penggalangan dana dilakukan secara sukarela, dengan partisipasi dari seluruh lapisan warga. Semangat gotong royong dan rasa tanggung jawab bersama terhadap peninggalan sejarah inilah yang menjadi landasan kuat terlaksananya pembangunan ini.

Menurut keterangan warga setempat, Mbah Santri diyakini secara turun temurun sebagai seorang Waliyullah, seorang santri dari Sunan Kudus yang ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Jipangulu dan sekitarnya. Beberapa warga menyebutnya dengan nama "Raden Santri," menggambarkan kedudukan dan peran pentingnya dalam sejarah lokal. Keberadaan makam Mbah Santri memiliki nilai spiritual yang tinggi bagi warga Dusun Jipangulu, menjadikannya salah satu tempat ziarah yang dihormati.


Pembangunan aula ini merupakan tindak lanjut dari beberapa fasilitas yang telah dibangun sebelumnya, sebagai bagian dari upaya memperbaiki dan melestarikan area makam Mbah Santri. Aula yang tengah dibangun ini diharapkan dapat menjadi tempat yang representatif bagi para peziarah dan warga yang datang untuk berdoa atau sekadar mengenang sejarah Mbah Santri.

Semangat gotong royong yang ditunjukkan oleh warga Dusun Jipangulu ini menjadi contoh nyata dari nilai-nilai kebersamaan yang masih kuat terjaga di masyarakat, sekaligus menjadi upaya menjaga warisan sejarah dan agama di wilayah tersebut.

Pembangunan aula makam ini juga diharapkan dapat menjadi sarana yang lebih memadai bagi warga dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial. Selain sebagai tempat untuk kegiatan doa bersama dan ziarah, aula tersebut nantinya juga dapat difungsikan untuk berbagai acara keagamaan, seperti pengajian atau peringatan hari-hari besar Islam, yang kerap diadakan oleh warga setempat.

Tarmuji, Kepala Dusun Jipangulu, dalam sambutannya saat memulai kegiatan gotong royong, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh warga yang telah berkontribusi, baik tenaga, waktu, maupun dana. Ia menekankan bahwa keberhasilan pembangunan ini tidak lepas dari partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat. "Ini adalah bukti bahwa kita masih memegang teguh semangat kebersamaan dan saling membantu, seperti yang diajarkan oleh leluhur kita. Semoga ini membawa berkah bagi kita semua," ujarnya.

Selain itu, beberapa tokoh agama yang turut hadir juga menyampaikan pentingnya merawat situs-situs sejarah keagamaan, seperti makam Mbah Santri, sebagai bentuk penghormatan kepada para pendahulu yang telah berjuang dalam penyebaran agama Islam di wilayah tersebut. Mereka berharap bahwa generasi muda dapat terus melanjutkan upaya-upaya ini dengan penuh kesadaran akan nilai-nilai sejarah dan agama.

Proses pembangunan aula diperkirakan akan selesai dalam beberapa bulan ke depan, dengan pengerjaan yang dilakukan secara bertahap, sesuai dengan ketersediaan dana dan tenaga dari masyarakat. Namun, semangat gotong royong yang sudah terbukti selama ini membuat warga optimis bahwa proyek ini akan selesai tepat waktu.

Warga Dusun Jipangulu juga berharap bahwa pembangunan ini dapat semakin memperkuat nilai-nilai kebersamaan dan keagamaan di dusun mereka. Aula ini tidak hanya menjadi simbol fisik dari kebersamaan mereka, tetapi juga menjadi cerminan dari penghormatan mereka terhadap sejarah dan tokoh-tokoh agama yang telah berjasa besar di masa lalu.

Pembangunan aula makam Mbah Santri ini, dengan segala upaya yang dilakukan secara bersama-sama, merupakan bukti nyata bahwa masyarakat Dusun Jipangulu terus berkomitmen untuk menjaga warisan leluhur dan melestarikan nilai-nilai yang telah ditanamkan oleh para pendahulu. Gotong royong ini bukan hanya wujud kepedulian terhadap fasilitas umum, tetapi juga manifestasi dari cinta mereka terhadap sejarah, agama, dan kebersamaan.

Pembangunan aula makam ini juga diharapkan dapat menjadi sarana yang lebih memadai bagi warga dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial. Selain sebagai tempat untuk kegiatan doa bersama dan ziarah, aula tersebut nantinya juga dapat difungsikan untuk berbagai acara keagamaan, seperti pengajian atau peringatan hari-hari besar Islam, yang kerap diadakan oleh warga setempat.

27 September 2024

"Spirit Maulud Nabi dalam Menguatkan Pemberdayaan Wakaf dan Ekonomi Umat."

Ngelo - Kamis, 26 September 2024 — Musholla Baitul Makmur Dusun Tolu, Desa Ngelo, menjadi saksi pelaksanaan kegiatan Bimbingan dan Penyuluhan yang berlangsung pada Kamis malam, pukul 20.00 hingga 22.30. Acara ini dihadiri oleh jajaran pengurus Majelis Taklim, perangkat Dusun Tolu, serta para jamaah Musholla Baitul Makmur yang turut antusias mengikuti rangkaian acara.

Kepala Dusun Tolu, Suparji, membuka kegiatan dengan sambutan hangat. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi yang mendalam atas terlaksananya acara ini, sekaligus mengungkapkan pentingnya sinergi antara warga dan tokoh masyarakat dalam mendukung kegiatan dakwah serta pemberdayaan umat.

"Pemberdayaan ekonomi umat melalui wakaf adalah pondasi penting bagi kemajuan bersama. Kami sangat mendukung kegiatan ini dan berharap semangatnya terus hidup dalam masyarakat kita," ucap Suparji.

Memasuki puncak acara, Mauidzoh Hasanah yang disampaikan oleh Kiyai Badrun, Ketua Forum Komunikasi Penyuluh Agama Islam (FKPAI) KUA Kecamatan Margomulyo, menggugah para hadirin. Kiyai Badrun yang dikenal dengan konsentrasinya pada pemberdayaan wakaf dan ekonomi umat, membawakan ceramah bertema "Spirit Maulud Nabi dalam Menguatkan Pemberdayaan Wakaf dan Ekonomi Umat."

Dalam ceramahnya, Kiyai Badrun mengingatkan hadirin akan semangat perjuangan Rasulullah SAW yang menjadi inspirasi bagi gerakan dakwah dan pemberdayaan umat di era modern ini. Ia menekankan pentingnya optimalisasi potensi wakaf sebagai instrumen ekonomi yang tidak hanya berfungsi untuk ibadah, tetapi juga mampu menjadi modal sosial yang menggerakkan kesejahteraan umat.

“Kita perlu menjadikan wakaf sebagai kekuatan ekonomi umat yang berkelanjutan. Semangat Maulid Nabi harus kita wujudkan dalam aksi nyata untuk membangun kesejahteraan masyarakat, terutama melalui pengelolaan wakaf yang produktif,” ujar Kiyai Badrun dengan penuh semangat.

Ia juga menyoroti peran Nahdlatul Ulama (NU) dalam mendorong dakwah pemberdayaan wakaf, serta mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama kaum muslimin, untuk terlibat aktif dalam memajukan potensi wakaf di lingkungan masing-masing. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pencerahan sekaligus dorongan bagi warga Dusun Tolu untuk semakin aktif dalam gerakan pemberdayaan umat.

Acara berlangsung khidmat dan diakhiri dengan doa bersama, menyisakan inspirasi dan harapan besar bagi warga jamaah Musholla Baitul Makmur dalam upaya menggerakkan ekonomi umat melalui semangat Maulud Nabi dan pemberdayaan wakaf.

Kiyai Badrun tidak hanya fokus pada tema pemberdayaan wakaf, tetapi juga memberikan penjelasan mengenai keutamaan orang yang istiqomah melakukan adzan pada sholat lima waktu. Dalam penjelasannya, ia menekankan bahwa adzan merupakan panggilan suci yang tidak hanya menjadi tanda waktu untuk beribadah, tetapi juga merupakan bentuk pengabdian dan kesetiaan seorang Muslim kepada Allah SWT.

“Orang yang istiqomah mengumandangkan adzan, terutama pada sholat lima waktu, akan mendapatkan ganjaran yang besar dari Allah. Adzan adalah salah satu amalan yang menunjukkan komitmen kita dalam menjalankan kewajiban sebagai hamba-Nya. Selain itu, adzan juga berfungsi sebagai pengingat bagi umat untuk kembali kepada Allah,” ujar Kiyai Badrun.

Ia melanjutkan dengan menjelaskan bahwa setiap kali adzan dikumandangkan, setan berlarian dan merasa terancam, karena adzan adalah panggilan untuk beribadah dan meneguhkan iman. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran muadzin dalam mengajak umat untuk beribadah secara berjamaah.

Kiyai Badrun juga mengingatkan kepada jamaah bahwa adzan bukan sekadar tugas, melainkan sebuah kehormatan. “Menjadi muadzin adalah sebuah anugerah. Dengan adzan, kita tidak hanya menyerukan waktu sholat, tetapi juga menyebarkan kedamaian dan ketenangan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menghargai dan memperkuat komitmen dalam melaksanakan ibadah sholat,” imbuhnya.

Pesan ini mendapatkan sambutan hangat dari para hadirin, yang menyadari betapa pentingnya menjaga keistiqomahan dalam menjalankan ibadah. Dengan semangat dan motivasi yang tinggi, acara Bimbingan dan Penyuluhan di MT Baitul Makmur diakhiri dengan harapan agar seluruh jamaah dapat terus menjaga ibadah sholat dan berkontribusi dalam pemberdayaan wakaf di komunitas mereka.

15 September 2024

Cahaya Maulid Menyinari Jeruk


 Ngelo, 15 September 2024 – Dusun Jeruk, desa Ngelo, pagi ini dipenuhi cahaya keimanan yang hangat. Rumah warga, pusat kegiatan MT Muslimat NU setempat, menjadi saksi bisu berkumpulnya para muslimah, tokoh agama, dan masyarakat dalam kajian rutin bulanan.

Dengan khidmat, para jamaah mendengarkan paparan menarik dari Bapak Paniran, Penyuluh Agama Islam KUA Margomulyo. Dalam kajiannya yang penuh makna, beliau mengangkat tema “Spirit Maulidun Nabi sebagai Penggerak dan Penyemangat Mendalami Al-Qur’an di Usia Senja”.

Bapak Paniran mengajak seluruh hadirin untuk merenungkan kembali kisah hidup Rasulullah SAW. Beliau menekankan bahwa memperingati Maulid Nabi bukan sekadar perayaan biasa, tetapi momentum untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah dan semakin mendekatkan diri kepada Al-Qur’an.

“Di usia senja, semangat belajar Al-Qur’an justru harus semakin berkobar. Dengan meneladani Rasulullah, kita akan menemukan kekuatan dan motivasi untuk terus menggali ilmu agama,” tegas Bapak Paniran.

Para jamaah tampak antusias mengikuti kajian. Wajah-wajah mereka memancarkan kegembiraan dan semangat baru. Usai kajian, suasana keakraban terjalin di antara para hadirin. Mereka saling berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang Islam.

Kegiatan kajian rutin ini menjadi oase bagi para muslimah di Dusun Jeruk. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, mereka tetap konsisten menjaga semangat belajar dan memperdalam ilmu agama. Semoga kajian ini terus menjadi inspirasi bagi umat Islam lainnya.



"Menggugah Semangat Belajar Al-Qur'an di Usia Senja"


Ngelo - Sabtu, 13 September 2024, suasana penuh khidmat menyelimuti kegiatan Bimbingan dan Penyuluhan yang diselenggarakan oleh MT Muslimat NU Anak Ranting Ngelo. Segenap jama'ah Muslimat NU Ngelo dan tokoh masyarakat turut hadir dalam acara yang diinisiasi oleh pengurus majelis Muslimat NU setempat. Kehadiran mereka menunjukkan betapa tingginya semangat dalam menimba ilmu dan menjalin kebersamaan.

Acara ini menghadirkan Bapak Paniran, Rais Syuriah Ranting NU Ngelo Kecamatan Margomulyo. Pada kesempatan tersebut, beliau menyampaikan materi dengan tema yang mendalam: "Urgensi Makna Maulid Nabi dalam Meningkatkan Spirit Belajar Al-Qur'an di Usia Senja."

Dalam ceramahnya, Bapak Paniran mengajak para hadirin untuk merenungi hikmah Maulid Nabi, bukan hanya sebagai peringatan, tetapi juga sebagai momentum untuk membangkitkan semangat belajar, terutama dalam memahami Al-Qur'an. "Maulid Nabi adalah pengingat akan keteladanan beliau yang harus kita ikuti, termasuk dalam hal menuntut ilmu, di usia berapapun kita berada," ujar beliau dengan penuh kelembutan dan hikmat.

Pesan yang beliau sampaikan menyentuh hati para jama'ah, terutama yang sudah memasuki usia senja. Spirit belajar Al-Qur'an tak boleh padam, melainkan harus semakin berkobar seiring berjalannya waktu. Semangat ini, menurut Bapak Paniran, adalah bentuk cinta kepada Rasulullah dan bekal menuju kehidupan yang lebih baik di akhirat.

Kegiatan ini berlangsung dengan penuh kehangatan, menciptakan ikatan kebersamaan yang semakin kuat di antara para jama'ah. Mereka pulang membawa semangat baru, dengan harapan Maulid Nabi menjadi titik awal kebangkitan spiritual yang lebih mendalam.

Acara yang penuh makna tersebut berakhir dengan doa bersama, dipimpin langsung oleh Bapak Paniran. Suara doa-doa yang dipanjatkan menggema dalam keheningan malam, menggetarkan hati setiap hadirin, seolah membangkitkan harapan baru bagi perjalanan spiritual mereka. Doa-doa itu melambung tinggi, menyatu dengan harapan untuk senantiasa diberi kekuatan dalam menuntut ilmu dan mengamalkan ajaran Rasulullah.

Di akhir acara, para jama'ah tak langsung beranjak. Mereka saling berbincang, bertukar pandangan tentang pentingnya terus belajar meski usia sudah tak muda lagi. Beberapa dari mereka bahkan menyatakan keinginannya untuk lebih mendalami bacaan Al-Qur'an dan mengajak yang lain untuk mengikuti kelas-kelas pembelajaran yang diadakan oleh Bapak Paniran.

Semangat belajar yang terbangun dari kegiatan ini bukan sekadar teori, tetapi juga diwujudkan dalam langkah nyata. Para pengurus Muslimat NU Anak Ranting Ngelo mengajak seluruh jama'ah untuk lebih aktif dalam mengikuti program pemberantasan buta huruf Al-Qur'an yang selama ini telah menjadi fokus utama Bapak Paniran.

Tak hanya berhenti di situ, pesan moral yang ditinggalkan oleh acara ini adalah pentingnya kebersamaan dan saling mendukung dalam menuntut ilmu. "Di usia senja, kita tak boleh menyerah. Justru inilah saat terbaik untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui Al-Qur'an," ucap salah satu jama'ah dengan penuh keyakinan.

Kegiatan Bimbingan dan Penyuluhan ini telah memberikan inspirasi baru bagi para peserta. Tidak hanya memberikan pemahaman tentang urgensi Maulid Nabi, tetapi juga membangkitkan kesadaran bahwa belajar Al-Qur'an adalah sebuah perjalanan yang tak pernah usai, hingga akhir hayat.

14 Agustus 2024

"Meniti Keihlasan di Bawah Langit Matar: Istiqomah di Tengah Tantangan Zaman"


Senin, 12 Agustus 2024, suasana malam di Dusun Matar, Desa Ngelo, Kecamatan Margomulyo, terasa lebih khidmat dari biasanya. Jamaah Masjid Al-Ikhlas berkumpul dalam rangka menghadiri Pengajian Rutin Malam Selasa Pahing yang berlangsung dari pukul 20.00 hingga 22.00 WIB. Acara yang digagas oleh Jamaah Masjid Al-Ikhlas ini, tidak hanya dihadiri oleh segenap jamaah, tetapi juga dihadiri oleh tokoh agama dan masyarakat setempat, menunjukkan kebersamaan yang erat di antara warga.


Dalam kesempatan tersebut, Bapak Jumari, selaku perwakilan panitia sekaligus Ketua LazisNU Ranting Ngelo, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya acara ini. "Kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkuat jalinan ukhuwah dan komitmen kita dalam berjamiyah, terutama di tengah berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini," ungkapnya dengan penuh semangat.


Puncak acara diisi dengan tausiyah oleh Bapak Kiyai Paniran, Ro'is Syuriyah NU Ranting Ngelo, yang memberikan pencerahan mendalam tentang keihlasan dan istiqomah dalam berjamiyah di Nahdlatul Ulama (NU). Beliau menekankan pentingnya kedua nilai ini sebagai landasan bagi setiap anggota NU dalam menjalankan aktivitas keorganisasian dan pengabdian kepada masyarakat. "Keihlasan dalam beramal dan istiqomah dalam berjuang adalah kunci agar kita senantiasa berada di jalan yang benar, meskipun godaan duniawi sering kali datang menguji," tuturnya.


Selain itu, Bapak Kiyai Paniran juga mengangkat isu krusial yang menjadi perhatian serius masyarakat saat ini, yakni bahaya judi online (JUDOL) dan narkoba. Beliau menegaskan bahwa kedua ancaman ini tidak hanya merusak individu, tetapi juga menghancurkan generasi muda dan meruntuhkan sendi-sendi tatanan sosial. "Judi online dan narkoba adalah dua hal yang harus kita perangi bersama. Mereka tidak hanya menghancurkan masa depan pemuda kita, tetapi juga menggerogoti kekuatan moral dan spiritual bangsa ini," tegasnya.


Pengajian rutin ini menjadi pengingat betapa pentingnya peran aktif masyarakat dalam menjaga keutuhan dan ketahanan sosial. Keihlasan dan istiqomah yang diulas dalam tausiyah tersebut, diharapkan dapat menjadi benteng bagi setiap jamaah dalam menghadapi berbagai tantangan yang terus berkembang di era digital ini.


Dengan berakhirnya pengajian, suasana malam di Dusun Matar dipenuhi dengan harapan baru, bahwa nilai-nilai yang telah diajarkan akan terus dijaga dan diamalkan, demi kebaikan bersama.

08 Agustus 2024

Penguatan Iman dan Ketahanan Keluarga dalam Kajian Rutin Jumat Legi Muslimat NU Ranting Ngelo


Pada hari Jumat, tanggal 2 Agustus 2024, Balai Desa Ngelo dipenuhi suasana khusyuk dan semangat keagamaan. Acara Kajian Rutin Jumat Legi yang diselenggarakan oleh Muslimat NU Ranting Ngelo berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.30, dihadiri oleh seluruh anggota dan pengurus Muslimat NU Ranting Ngelo.

Kegiatan yang sudah menjadi tradisi bulanan ini menghadirkan tausiyah dari Bapak Kiyai Badrun, Ketua MWCNU Margomulyo. Dalam ceramahnya, Kiyai Badrun membawakan kajian dari Kitab Wasiyatul Mustofa, mengupas tentang tiga tanda orang yang sholeh. Beliau menjelaskan dengan rinci, "Tiga tanda orang yang sholeh adalah memperbaiki hubungan dengan Allah melalui amal saleh, memperbaiki agamanya dengan amal perbuatan, dan rela kepada orang lain sebagaimana ia rela kepada dirinya sendiri."

Tidak hanya itu, Kiyai Badrun juga menyampaikan pentingnya menjaga keluarga dari bahaya judi online dan peredaran narkoba. Beliau mengingatkan, "Judi online dan narkoba dapat merusak kehidupan rumah tangga. Kita harus waspada dan berusaha mencegah pengaruh buruk ini masuk ke dalam keluarga kita."

Acara ini diakhiri dengan doa bersama, memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT. Semua peserta merasa mendapatkan pencerahan dan semakin termotivasi untuk menjalani kehidupan yang lebih baik, sesuai dengan tuntunan agama.

Kajian Rutin Jumat Legi ini menjadi momentum penting bagi Muslimat NU Ranting Ngelo untuk mempererat silaturahmi dan memperdalam pemahaman keagamaan, sekaligus sebagai upaya bersama dalam menjaga keluarga dari pengaruh negatif yang dapat merusak keharmonisan rumah tangga.

Setelah tausiyah dan doa bersama, suasana di Balai Desa Ngelo dipenuhi dengan rasa syukur dan kehangatan. Para anggota dan pengurus Muslimat NU Ranting Ngelo saling berbagi pengalaman dan wawasan seputar materi yang telah disampaikan. Diskusi ringan tentang tiga tanda orang yang sholeh menambah kedalaman pemahaman mereka, membuat setiap individu merenungkan bagaimana memperbaiki hubungan dengan Allah, menguatkan amal perbuatan, dan menumbuhkan rasa rela terhadap sesama.

Ibu Sriani, salah satu anggota senior Muslimat NU Ranting Ngelo, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas acara ini. "Kajian seperti ini sangat bermanfaat. Tausiyah dari Kiyai Badrun membuka mata kami tentang pentingnya menjaga keluarga dari bahaya judi online dan narkoba. Semoga kita semua bisa lebih waspada dan mampu melindungi keluarga kita," ujarnya dengan penuh haru.

Di sudut lain, Ibu Ngatini, pengurus muda, mengajak anggota lainnya untuk menginisiasi program sosialisasi bahaya judi online dan narkoba di lingkungan sekitar. "Kita harus bergerak bersama, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat luas. Edukasi dan sosialisasi ini penting agar lebih banyak orang yang sadar dan terhindar dari bahaya tersebut," serunya penuh semangat.

Kajian Rutin Jumat Legi ini menjadi pengingat bagi semua anggota untuk terus meningkatkan kualitas diri dan keluarga. Dengan berpegang pada ajaran agama dan menghindari hal-hal negatif, diharapkan Muslimat NU Ranting Ngelo dapat menjadi contoh teladan di masyarakat.

Acara ini berakhir pada pukul 15.30, diiringi dengan harapan agar kajian berikutnya dapat kembali memberikan manfaat yang besar bagi seluruh anggota. "Sampai bertemu di kajian selanjutnya," ujar Ibu Suharti, ketua Muslimat NU Ranting Ngelo, sambil tersenyum. "Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah dan diberikan kekuatan untuk menjalankan ajaran-Nya dengan baik."

Demikianlah, Kajian Rutin Jumat Legi menjadi momen penting yang tidak hanya memperdalam pemahaman agama, tetapi juga mempererat ukhuwah Islamiyah di antara para anggota. Dengan semangat kebersamaan dan komitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik, Muslimat NU Ranting Ngelo terus melangkah menuju kehidupan yang lebih berkah dan harmonis.

04 Agustus 2024

Ngaji Rutin di Majelis Taklim An-Nur Dusun Jeruk: Pentingnya Belajar Al-Qur'an dan Ancaman Judi Online serta Narkoba


Dusun Jeruk, Ngelo - Ahad, 04 Agustus 2024, menjadi hari yang penuh berkah bagi warga Dusun Jeruk, Desa Ngelo. Kegiatan Ngaji Rutin di Majelis Taklim An-Nur yang diadakan di Musholla An-Nur berlangsung khidmat dan penuh makna. Acara yang dimulai pada pukul 17.30 hingga 21.00 ini dihadiri oleh seluruh jamaah musholla, tokoh masyarakat, serta warga Dusun Jeruk.

Inisiatif mulia ini dipelopori oleh Majelis Taklim An-Nur Dusun Jeruk Ranting Ngelo, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan agama serta menumbuhkan kesadaran akan bahaya yang mengancam generasi muda.

Acara ini menghadirkan Bapak Kiyai Paniran, seorang Penyuluh Agama Islam dari KUA Kecamatan Margomulyo yang fokus pada bidang pemberantasan buta huruf Al-Qur'an yang juga merupakan Rois Syuriah NU Ranting Ngelo, sebagai pemateri utama. Dalam ceramahnya, Bapak Kiyai Paniran menyampaikan berbagai hal penting yang sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.

Beliau menekankan pentingnya dan keutamaan belajar Al-Qur'an. Menurutnya, Al-Qur'an bukan hanya sebagai kitab suci umat Islam, tetapi juga sebagai pedoman hidup yang harus dipelajari dan diamalkan. "Belajar Al-Qur'an adalah fondasi utama untuk membangun karakter yang kuat dan berakhlak mulia. Al-Qur'an memberikan petunjuk dalam setiap aspek kehidupan kita," ujar Bapak Kiyai Paniran.

Selain itu, Bapak Kiyai Paniran juga menyoroti bahaya judi online yang semakin marak di masyarakat. Beliau mengingatkan bahwa judi online bukan hanya merugikan secara finansial, tetapi juga berdampak negatif pada moral dan mental. "Judi online menghancurkan masa depan generasi muda kita. Banyak keluarga yang hancur karena kecanduan judi. Kita harus bersama-sama memerangi ini dengan meningkatkan kesadaran dan pendidikan," tegasnya.

Tidak hanya itu, peredaran narkoba juga menjadi sorotan utama dalam ceramah beliau. Bapak Kiyai Paniran mengingatkan bahwa narkoba adalah ancaman serius yang dapat merusak masa depan bangsa. "Narkoba adalah musuh kita bersama. Kita harus melindungi generasi muda dari jeratan narkoba dengan memberikan pendidikan agama yang kuat dan dukungan moral dari keluarga dan masyarakat," katanya.

Kegiatan ngaji rutin ini diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi wadah yang efektif dalam meningkatkan kualitas spiritual dan moral warga Dusun Jeruk. Para jamaah dan tokoh masyarakat yang hadir sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Majelis Taklim An-Nur Dusun Jeruk Ranting Ngelo dan Bapak Kiyai Paniran.

Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, warga Dusun Jeruk bertekad untuk terus belajar dan mengamalkan ajaran Al-Qur'an, serta menjaga generasi muda dari bahaya judi online dan narkoba. Semoga kegiatan positif ini dapat menginspirasi masyarakat lainnya untuk melakukan hal yang sama demi kemajuan bersama.


Ngaji Rutin pada Majelis Taklim Muslimat NU Anak Ranting Jeruk Ranting NU Ngelo: Menggali Keutamaan Al-Qur'an dan Bahaya Judi Online serta Narkoba


Dusun Jeruk, 04 Agustus 2024 – Di bawah langit cerah Ahad pagi ini, sebuah kegiatan penuh berkah dan ilmu terselenggara di Dusun Jeruk. Majelis Taklim Muslimat NU Anak Ranting Jeruk Ranting Ngelo sukses mengadakan acara ngaji rutin yang dihadiri oleh seluruh jamaah Muslimat NU, tokoh masyarakat, dan warga sekitar.

Inisiatif mulia ini dimulai dengan semangat tinggi dari para anggota Majelis Taklim Muslimat NU Anak Ranting Jeruk. Mereka tidak hanya bertujuan untuk memperdalam pengetahuan agama, tetapi juga untuk mempererat tali silaturahmi di antara warga Dusun Jeruk. Hadirnya tokoh-tokoh masyarakat menambah nilai kebersamaan dalam kegiatan ini.

Acara ini semakin istimewa dengan kehadiran Bapak Kiyai Paniran, Ro'is Syuriyah Ranting NU Ngelo, sebagai pemateri utama. Dengan kharisma dan kebijaksanaannya, Bapak Paniran menyampaikan berbagai ilmu dan nasihat yang sangat bermanfaat bagi para hadirin.

Dalam pemaparannya, Bapak Kiyai Paniran menekankan pentingnya belajar Al-Qur'an. "Belajar Al-Qur'an bukan hanya tentang membaca, tetapi juga memahami dan mengamalkan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari," ujarnya. Beliau mengingatkan bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk hidup yang sempurna dan sumber kebahagiaan sejati bagi umat manusia.

Selain itu, Bapak Paniran juga membahas isu-isu sosial yang tengah marak, yaitu bahaya judi online dan peredaran narkoba. Beliau menjelaskan bahwa judi online bukan hanya merusak ekonomi keluarga, tetapi juga menjerumuskan individu dalam lingkaran dosa dan kehancuran moral. "Judi online adalah salah satu bentuk modern dari perbuatan haram yang dampaknya sangat merusak," tegasnya.

Tak kalah penting, beliau juga menyampaikan tentang ancaman narkoba yang semakin mengkhawatirkan. "Narkoba bukan hanya merusak kesehatan fisik, tetapi juga menghancurkan masa depan generasi muda kita," katanya. Bapak Kiyai Paniran mengajak semua jamaah untuk bersama-sama memerangi peredaran narkoba demi menjaga generasi penerus yang sehat dan berakhlak mulia.

Kegiatan ngaji rutin ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Bapak Kiyai Paniran. Harapan besar disampaikan agar ilmu yang diperoleh dapat diamalkan dan membawa keberkahan bagi seluruh jamaah dan warga Dusun Jeruk.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya ilmu agama dan bahayanya perbuatan-perbuatan tercela seperti judi online dan narkoba. Majelis Taklim Muslimat NU Anak Ranting Jeruk Ranting Ngelo terus berkomitmen untuk menjadi wadah pembelajaran dan penyuluhan agama yang bermanfaat bagi seluruh anggotanya.

23 Mei 2024

"Menelusuri Jejak Sang Waliyulloh: Perjalanan Spiritual Jama'ah Muslimat NU Ranting Ngelo."

(Foto di pintu Masuk makam Mbah Kuwu sangkan Cirebon Girang)


Pada Rabu, 22 Mei - Kamis, 23 Mei 2024, rombongan Jama'ah Muslimat NU ranting Ngelo melaksanakan ziyaroh (kunjungan) ke makam para wali dan tokoh penting dalam sejarah Islam di Jawa. Perjalanan spiritual ini diikuti dengan penuh khidmat dan antusias oleh seluruh anggota.


Rangkaian ziyaroh dimulai dari Makam Kiageng Tarub, seorang ulama besar yang dikenal dengan kesalehannya. Rombongan berdoa dan mengheningkan cipta di makam yang penuh berkah ini. Selanjutnya, mereka melanjutkan perjalanan ke Makam Kiageng Selo, seorang wali yang menyebarkan agama Islam di daerah tersebut.


Perjalanan dilanjutkan ke Makam Sunan Kalijogo, salah satu Walisongo yang terkenal dengan strategi dakwahnya yang unik dan adaptif dengan budaya lokal. Rombongan memanjatkan doa dan mengambil hikmah dari kehidupan sang Wali.


Selanjutnya, rombongan mengunjungi Makam Raden Fatah, pendiri Kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa. Di tempat ini, mereka merenungkan peran Raden Fatah dalam penyebaran agama Islam di Nusantara.


Perjalanan ziyaroh kemudian dilanjutkan ke Makam Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo yang berjasa dalam menyebarkan Islam di Cirebon dan sekitarnya. Rombongan berziarah dengan penuh khidmat dan mengambil pelajaran dari jejak perjuangan sang Wali.


Selanjutnya, rombongan mengunjungi Makam Syeh Magelung Sakti, seorang ulama yang dikenal dengan karomah dan barakah yang dimilikinya. Di tempat ini, mereka berdoa dan memohon keberkahan.


Perjalanan dilanjutkan ke Makam Pangeran Cakrabuana, yang juga dikenal sebagai Mbah Kuwu Sangkan. Rombongan berziarah dan mengenang jasa beliau dalam mengembangkan Islam di daerah tersebut.

(Syafiq saat rehat di halaman masjid Agung Demak Bintoro & Naik Patung Maung Bodas di pelataran Mbah Kuwu Sangkan)

Rangkaian ziarah diakhiri di Makam Mbah Kuwu Sangkan Cirebon Girang. Di tempat ini, rombongan meninggalkan jejak kenangan dengan berfoto bersama, termasuk saya bersama istri tercinta dan putra kecil kami, Syafiq, yang turut meramaikan perjalanan spiritual ini.


Setelah selesai, rombongan melanjutkan perjalanan pulang dan tiba di rumah menjelang waktu Maghrib, hati penuh dengan ketenangan dan kekuatan spiritual yang didapatkan dari ziarah ke makam para wali dan tokoh penting dalam sejarah Islam di Jawa.


Perjalanan Ziyaroh Waliyulloh yang dilaksanakan oleh Jama'ah Muslimat NU ranting Ngelo pada Rabu, 22 Mei - Kamis, 23 Mei 2024 tersebut tidak hanya menjadi pengalaman spiritual yang bermakna, tetapi juga memiliki beberapa catatan penting yang perlu diulas lebih dalam.


Pertama, pemilihan lokasi-lokasi ziarah yang dikunjungi menunjukkan bahwa rombongan ingin menghormati dan meneladani jejak perjuangan para wali serta tokoh penting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa. Dari Makam Kiageng Tarub, Kiageng Selo, Sunan Kalijogo, Raden Fatah, Sunan Gunung Jati, Syeh Magelung Sakti, hingga Pangeran Cakrabuana (Mbah Kuwu Sangkan), masing-masing memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam menyebarkan agama Islam di Nusantara.


Kedua, perjalanan ziarah ini tidak hanya bertujuan untuk berdoa dan meminta berkah kepada Alloh SWT, tetapi juga untuk merenungkan serta mengambil hikmah dari kehidupan para wali dan tokoh tersebut. Rombongan secara khidmat melakukan doa dan mengheningkan cipta, sambil menggali pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Ketiga, keikutsertaan Syafiq, putra kecil salah satu anggota rombongan, menunjukkan bahwa perjalanan ziarah ini juga menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai keislaman dan mengenalkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam kepada generasi penerus. Momen berfoto di Makam Mbah Kuwu Sangkan menjadi kenangan manis yang dapat dibagikan kepada keluarga dan generasi selanjutnya.


Secara keseluruhan, perjalanan ziarah ini tidak hanya menjadi pengalaman spiritual yang berharga, tetapi juga memberikan kesempatan bagi para anggota rombongan untuk memperkuat iman, menghargai sejarah, serta menanamkan nilai-nilai keislaman kepada generasi muda. Momen-momen indah dalam perjalanan ini akan menjadi kenangan yang tetap dikenang oleh seluruh peserta.

24 April 2024

Tim Lacak Jejak Pelopor NU Ngelo Sowan (Silaturahim) Mbah Yai Nur Khozin


www.nungelo.or.id||Kasiman, 24 April 2024 - Tim Lacak Jejak Pelopor NU Ngelo melakukan silaturahim yang bersejarah dengan tokoh pelopor Nahdlatul Ulama (NU), Mbah Yai Nur Khozin, di desa Tembeling, Kecamatan Kasiman. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 24 April 2024, dengan kedatangan tim ke rumah Mbah Nur pada pukul 17.00.


Kedatangan tim disambut dengan hangat oleh putra beliau yang ramah dan mengantar mereka menuju kediaman Mbah Nur. Dengan penuh kerendahan hati, tim menyampaikan tujuannya, yaitu untuk menjalin silaturahim sekaligus menggali informasi berharga tentang perjuangan Mbah Nur di Dusun Ngelo, Desa Ngelo, dalam menyebarkan ajaran Islam Ala Ahlussunah wal Jama'ah An-Nahdliyah (NU).


Mbah Nur, seorang tokoh yang sangat bersahaja dan memancarkan etika ala santri, dengan senang hati memaparkan awal perjalanan perjuangannya. Dalam ceritanya, ia mengungkapkan banyak halangan dan rintangan yang dihadapinya selama perjuangan tersebut. Ia dengan tulus berbagi pengalaman yang menginspirasi tentang bagaimana ia membangun dan mengembangkan gerakan NU di wilayah tersebut.


Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, dan perbincangan berlangsung cukup lama. Tim merasa telah memperoleh informasi yang berharga dari Mbah Nur. Dengan penuh rasa hormat, tim berpamitan untuk pulang, mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 21.30.


Sowan tim ke rumah Mbah Yai Nur Khozin ini menjadi sebuah momen bersejarah yang mengungkapkan kegigihan dan dedikasi Mbah Nur dalam perjuangan menyebarkan ajaran Islam Ala Ahlussunah wal Jama'ah An-Najdliyah (NU). Melalui silaturahim ini, tim berhasil memperoleh wawasan mendalam tentang sejarah dan perjuangan NU di Dusun Ngelo, Desa Ngelo. Semoga cerita perjalanan Mbah Nur ini dapat terus menginspirasi dan membawa manfaat bagi generasi muda NU dalam mempertahankan dan mengembangkan ajaran Islam yang damai dan moderat.


Dalam perjalanan pulang, tim merasa terinspirasi dan terkesan oleh cerita perjalanan Mbah Nur. Mereka menyadari betapa pentingnya peran dan kontribusi Mbah Nur dalam memperjuangkan ajaran Islam yang berlandaskan pada Ahlussunah wal Jama'ah An-Nahdliyah (NU). Keikhlasan dan ketekunan beliau dalam mengatasi berbagai rintangan dan hambatan memberikan semangat kepada tim untuk terus melanjutkan upaya pelestarian dan pengembangan ajaran Islam yang moderat.


Tim Lacak Jejak Pelopor NU Ngelo menyadari bahwa perjuangan Mbah Nur tidaklah mudah. Ia telah menghadapi berbagai tantangan, baik dari internal maupun eksternal, namun tetap teguh memegang prinsip dan nilai-nilai NU. Kisah-kisah heroik yang dibagikan oleh beliau memberikan gambaran yang jelas tentang keberanian dan keteguhan hati yang diperlukan untuk mempertahankan keyakinan dan memperjuangkan keadilan serta toleransi di tengah-tengah masyarakat.


Melalui pertemuan tersebut, tim juga menyadari pentingnya menggali sejarah dan mengabadikan perjuangan para tokoh NU seperti Mbah Nur. Dengan mempelajari perjalanan sejarah mereka, generasi muda NU dapat mengambil inspirasi dan pelajaran berharga untuk melanjutkan perjuangan kaum Nahdliyin dalam mempromosikan perdamaian, keadilan sosial, dan toleransi di tengah-tengah masyarakat.


Tim Lacak Jejak Pelopor NU Ngelo berharap bahwa kegiatan silaturahim ini dapat menjadi awal dari upaya lebih lanjut dalam mempelajari dan mengenang perjuangan tokoh-tokoh NU yang telah berjasa dalam menyebarkan ajaran Islam yang moderat di Indonesia. Dengan memahami sejarah dan menghargai perjuangan mereka, kita dapat meneruskan tongkat estafet perjuangan ini agar nilai-nilai kebaikan yang mereka perjuangkan tetap hidup dan menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari.


Dengan demikian, kegiatan silaturahim ini tidak hanya menjadi momen bersejarah bagi tim Lacak Jejak Pelopor NU Ngelo, tetapi juga menjadi pembelajaran berharga bagi kita semua. Semoga semangat dan dedikasi perjuangan Mbah Nur dan para pelopor NU lainnya terus menginspirasi dan membimbing kita dalam mewujudkan masyarakat yang damai, adil, dan harmonis berdasarkan ajaran Islam yang moderat dan inklusif.


Kontributor: Yok
Editor: Tim LJPNU

17 Februari 2024

PROFILE NU RANTING NGELO

Pada tahun 1995, di tengah Desa Ngelo yang tenang dan indah, sebuah organisasi keagamaan yang penuh semangat dan tekad lahir dengan nama Ranting NU Ngelo Margomulyo. Organisasi ini adalah bagian dari Nahdlatul Ulama (NU), sebuah jaringan besar yang bertujuan untuk memperkuat dan mengembangkan ajaran Islam yang moderat, inklusif, dan toleran di tengah masyarakat.


Di bawah bimbingan dan dedikasi para anggotanya, Ranting NU Ngelo Margomulyo telah menjadi kekuatan spiritual yang menginspirasi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia. Organisasi ini terdiri dari individu-individu yang bersatu dalam ikatan kekeluargaan dan semangat persaudaraan untuk memperjuangkan nilai-nilai keislaman yang penuh kasih sayang.


Dengan tekad yang kuat, Ranting NU Ngelo Margomulyo aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan yang mempererat hubungan antara umat Muslim dalam komunitas. Pengajian rutin, shalat berjamaah, dan diskusi keislaman menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari anggota organisasi ini. Mereka juga berperan dalam mengumpulkan dana untuk kegiatan sosial yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar mereka.


Sebagai bagian dari jaringan NU yang luas di Indonesia, Ranting NU Ngelo Margomulyo juga terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial yang diadakan oleh NU baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Mereka adalah pilar yang kokoh dalam upaya dakwah, perdamaian, toleransi, dan keberagaman di masyarakat.


Ranting NU Ngelo Margomulyo tidak hanya berfokus pada pengembangan spiritual umat Muslim, tetapi juga berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan dan menjalin ukhuwah masyarakat di sekitarnya. Mereka berusaha untuk merangkul semua lapisan masyarakat tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau status sosial. Dalam semangat Islam yang moderat dan inklusif, mereka membuka peluang bagi dialog antaragama dan memperjuangkan perdamaian yang berkelanjutan.


Seiring berjalannya waktu, Ranting NU Ngelo Margomulyo terus mengukir prestasi dan memperluas dampak positifnya dalam masyarakat. Organisasi ini telah menjadi contoh inspiratif bagi organisasi keagamaan lainnya, dengan dedikasi mereka untuk memperjuangkan nilai-nilai Islam yang bersifat moderat dan toleran.


Dalam perjalanan panjangnya, Ranting NU Ngelo Margomulyo tetap setia pada visi dan misinya. Mereka tetap menjadi wadah bagi individu-individu yang ingin berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik, menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, dan menyebarkan cahaya kasih sayang yang berlandaskan pada ajaran Islam yang inklusif dan damai.


Dalam setiap langkahnya, Ranting NU Ngelo Margomulyo terus membawa harapan, kebaikan, dan inspirasi bagi masyarakat sekitarnya. Mereka adalah pilar yang kokoh dalam memperjuangkan keberagaman, memupuk toleransi, dan membangun jaringan ukhuwah yang kuat di tengah kompleksitas dunia modern yang terus berubah.

Seiring berawalnya MWCNU Margomulyo pada tahun 1995, Ranting NU Ngelo dengan gigih berusaha membentuk gerakan struktural yang kokoh di Desa Ngelo. Di bawah kepemimpinan Ketua pertamanya, Tri Maryono, mereka menghadapi masa-masa perjuangan yang tidaklah mudah dalam menyebarkan dakwah Islam yang moderat di tengah masyarakat.


Meskipun pada awalnya hasil pergerakan dakwah belum begitu terlihat, Ranting NU Ngelo tidak gentar dan tetap memulai upaya syi'ar NU di Desa Ngelo. Mereka menyadari pentingnya memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran Islam yang moderat, inklusif, dan toleran kepada masyarakat setempat.


Dengan keyakinan dan semangat yang tak tergoyahkan, Ranting NU Ngelo mengadakan berbagai kegiatan syi'ar, seperti pengajian, ceramah keagamaan, dan diskusi tentang nilai-nilai Islam yang damai dan inklusif. Mereka berusaha untuk menjangkau sebanyak mungkin individu dan keluarga di Desa Ngelo, dengan harapan dapat mempengaruhi pemahaman dan perilaku mereka sesuai dengan ajaran Islam yang mereka anut.


Walau tantangan dan rintangan dakwah begitu besar, Ranting NU Ngelo tak kenal lelah dalam menggencarkan syi'ar NU. Mereka mengorganisir acara-acara keagamaan yang menarik minat masyarakat, seperti pengajian dengan pembicara yang terkenal, perlombaan keagamaan, dan kegiatan sosial yang melibatkan seluruh komunitas.


Melalui upaya syi'ar yang gigih ini, Ranting NU Ngelo berhasil memperkenalkan dan memperjuangkan ajaran Islam yang moderat dan inklusif di Desa Ngelo. Masyarakat mulai menyadari pentingnya memahami agama dengan cara yang benar dan menjalankan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.


Perlahan namun pasti, gerakan syi'ar NU yang dimulai oleh Ranting NU Ngelo memberikan dampak positif. Masyarakat menjadi lebih terbuka terhadap toleransi, menghormati perbedaan, dan membangun ukhuwah sesama umat Muslim. Gerakan ini juga membantu mengurangi ketegangan sosial dan konflik yang mungkin terjadi di masyarakat.


Selain itu, Ranting NU Ngelo juga berperan aktif dalam membangun hubungan yang baik dengan pemimpin dan tokoh masyarakat setempat. Mereka berusaha menjalin kerjasama dan kemitraan dengan lembaga-lembaga agama dan pemerintah, sehingga dakwah mereka semakin mendapatkan dukungan dan pengakuan dari berbagai pihak.


Dengan kesabaran, ketekunan, dan semangat yang tak tergoyahkan, Ranting NU Ngelo berhasil membentuk fondasi yang kuat untuk gerakan syi'ar NU di Desa Ngelo. Meskipun pada awalnya hasilnya belum begitu signifikan, upaya mereka telah membuka jalan bagi penyebaran ajaran Islam yang moderat dan inklusif di wilayah tersebut.


Ranting NU Ngelo menjadi contoh inspiratif bagi masyarakat sekitarnya dan organisasi keagamaan lainnya. Mereka membuktikan bahwa dengan komitmen yang kuat dan kerja keras, gerakan dakwah dapat tumbuh dan berdampak positif dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berkeadilan.


Dalam perjalanan mereka, Ranting NU Ngelo terus berupaya untuk memperluas peran dan pengaruhnya dalam syi'ar NU di Desa Ngelo. Mereka berkomitmen untuk terus bergerak maju, mengatasi setiap tantangan, dan membawa cahaya Islam yang penuh kasih sayang kepada masyarakat yang lebih luas.

16 Februari 2024

Profil Tokoh Pelopor NU di Desa Ngelo Dusun Ngelo: KH Nur Khozin

KH Nur Khozin, atau yang akrab dipanggil Mbah Nur, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah keberadaan NU di Desa Ngelo. Beliau lahir di Tuban pada tanggal 1 Maret 1946, namun kemudian hijrah ke Desa Ngelo, tepatnya di Dusun Ngelo, untuk mengemban amanah sebagai pendidik di SDN Ngelo II dari tahun 1979 hingga 2001.

Mbah Nur dikenal sebagai salah satu pelopor keNUan di wilayah Ngelo. Pada masa itu, Dusun Ngelo masih terbilang "Gung Liwang Liwung" atau belum ada tanda-tanda pergerakan Islam bahkan NU. Namun, dengan tekad dan semangatnya, beliau menjadi sosok yang pertama kali mengajarkan ilmu agama Islam di dusun tersebut.

Peran Mbah Nur tidak hanya sebatas mengajarkan ilmu agama, tetapi juga membentuk karakter dan pemahaman keIslaman masyarakat setempat. Beberapa santri yang dibina oleh beliau di masa-masa awal kemudian menjadi kader penggerak NU, seperti Sugiran, Paniran, dan lainnya. Mereka berperan penting dalam mengembangkan NU dan nilai-nilai keberagaman di wilayah Ngelo.

Mbah Nur tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga memberikan teladan dalam kehidupan sehari-hari. Sikap dan ajarannya yang toleran, inklusif, dan penuh kasih sayang telah menginspirasi banyak orang di sekitarnya. Kontribusi beliau menjadi landasan kuat bagi perkembangan NU di Desa Ngelo dan menjadi pondasi bagi generasi penerus untuk terus memperjuangkan nilai-nilai keberagaman dan keislaman.

Melalui peran dan pengabdiannya, Mbah Nur telah meninggalkan jejak yang tidak terhapuskan dalam sejarah Desa Ngelo. Warisan keNUan yang beliau tanamkan terus hidup dan berkembang, menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat untuk terus menjaga dan mengembangkan semangat keberagaman dan persatuan.

Mbah Nur terus melanjutkan perjuangannya dalam menyebarkan ajaran Islam yang berlandaskan nilai-nilai NU di Desa Ngelo. Setelah pensiun sebagai pendidik di SDN Ngelo II, beliau tetap aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial di masyarakat setempat. 

Sebagai tokoh yang dihormati dan disegani, Mbah Nur menjadi panutan bagi banyak orang dalam menjalankan ajaran Islam NU. Keberadaannya memberikan semangat dan dorongan bagi masyarakat untuk terus memperjuangkan keberagaman dan persatuan.
Selain itu, Mbah Nur juga terus mengajarkan ilmu agama kepada generasi muda, memastikan bahwa nilai-nilai keislaman dan keNUan tetap terjaga dan terus berkembang. Beberapa santri yang pernah dibina oleh beliau terus meneruskan perjuangan dalam mengembangkan NU di wilayah Ngelo.

Pada usia yang sudah lanjut, Mbah Nur tetap semangat dalam memberikan ceramah dan nasehat kepada masyarakat. Pesan-pesan yang disampaikannya selalu mengandung nilai-nilai kebersamaan, toleransi, dan keberagaman, mengingatkan bahwa keberagaman adalah anugerah yang harus dijaga dan dilestarikan.

Warisan dan kontribusi Mbah Nur dalam mengembangkan NU dan nilai-nilai keberagaman di Desa Ngelo tidak akan pernah pudar. Beliau adalah salah satu dari sekian banyak tokoh yang memberikan warna dan makna dalam sejarah keIslaman di wilayah tersebut. Kesetiaan dan dedikasinya terhadap ajaran Islam NU telah menginspirasi banyak orang dan akan terus dikenang dalam sejarah Desa Ngelo.


Kontributor: Muhibbin Mbah Nur
Editor: Tim Lacak Jejak NU Ngelo

05 Januari 2024

"Meniti Jalan Taqwa: Tiga Tanda Mulia dalam Wasiyatul Musthofa"

Materi Pengajian MUSLIMAT NU Ngelo (Jum at, 05 Jan 2024)

Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

 

Alhamdulillah, kita bersyukur atas rahmat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan kebaikan kepada kita. Pada kesempatan kali ini, mari kita bersama-sama merenungi dan memahami kutipan dari Kitab Wasiyatul Musthofa yang berbicara tentang tanda-tanda seseorang yang bertaqwa kepada Allah.

وَلِلتَّقِيِّ ثَلَاثُ عَلَامَاتٍ يَتَّقِى الْكَذِبَ وَالْخَبَثَ وَجَلِيْسَ الشَّرِّ وَيَدَعُ شَطْرَ الْحَلَالِ مَخَافَةَ أَنْ يَقَعَ فِى الْحَرَامِ

Orang yang bertaqwa kepada Allah memiliki 3 tanda, yaitu:

1.      Takut untuk berdusta dan berkata kotor.

2.      Takut bergaul (Menjaga Diri) dengan teman yang buruk.

3.      Dan meninggalkan separuh perkara halal karena takut jika ia akan terjatuh di dalam perkara haram.

Sebagaimana yang disampaikan dalam kitab tersebut, orang yang bertaqwa memiliki tiga ciri khas yang bisa kita identifikasi. Pertama, ia takut untuk berdusta dan berkata kotor. Kedua, ia menjauhi pergaulan dengan teman yang buruk. Dan ketiga, ia meninggalkan separuh dari perkara halal karena khawatir terjerumus ke dalam yang haram.

Mari kita bahas satu per satu agar kita dapat lebih memahami pesan yang terkandung dalam kutipan tersebut.

 

1. Takut untuk Berdusta dan Berkata Kotor

Seorang yang bertaqwa senantiasa menjaga lisan dan ucapan. Takut berdusta dan berkata kotor adalah tanda kehati-hatian dalam berkomunikasi. Dengan cara ini, kita bisa menciptakan lingkungan yang bersih dari kebohongan dan kata-kata yang tidak baik.

Dalam Islam, berdusta dan berkata kotor sangat dilarang dan dianggap sebagai dosa besar. Terdapat beberapa hadis dan ayat Al-Qur'an yang mengancam orang yang melakukan perbuatan tersebut.

Salah satu hadis yang mengancam orang yang berdusta adalah sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: إِيَّاك وَالْكَذِبَ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ، وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا .

Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, Jauhilah dari ringkasan, karena ringkasan itu menyampaikan ke kefasikan, dan kefasikan itu menyampaikan ke neraka. Seseorang terus berdusta dan berusaha berdusta, sampai ia dicatat di sisi Allah sebagai pendusta. (HR. Bukhari dan Muslim)

Sedangkan ayat Al-Qur'an yang mengancam orang yang berkata kotor adalah sebagai berikut:

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا

Artinya: Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan selain Allah, dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan hak, dan tidak berzina. Barangsiapa yang melakukan hal itu, niscaya dia mendapat dosa. (QS. Al-Furqan: 68)

Dari hadis dan ayat Al-Qur'an di atas, dapat disimpulkan bahwa berdusta dan berkata kotor sangat dilarang dalam Islam dan akan mendapat ancaman dosa besar. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita harus selalu berusaha untuk jujur ​​dan menghindari perkataan yang tidak baik.

 

2.Takut bergaul(Menjaga Diri) dengan teman yang buruk

Ketika seseorang bertaqwa, ia akan berusaha menjauhi teman yang berpotensi mempengaruhi perilakunya ke arah yang negatif. Ini bukan berarti kita harus mengisolasi diri, tetapi lebih kepada memilih teman yang memberikan pengaruh positif dan membantu kita dalam meningkatkan ketaqwaan.

Terdapat beberapa hadis dan ayat Al-Qur'an yang mengingatkan umat Islam tentang bahaya bergaul dengan teman yang buruk. Salah satunya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, yang artinya:

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السُّوءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْتَ أَنْ تَجِدَ مِنْهُ الْجَلِيسِ السُّوءِ كَنَافِقِ الْكِيرِ

Artinya: "Perumamaan teman yang baik dan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi itu, mungkin dia akan memberi minyak wangi, atau kamu mengoleksi darinya, sedangkan pandai besi itu, mungkin dia akan membakar pakaianmu, atau kamu mendapati darinya bau yang tidak sedap." (HR. Bukhari dan Muslim)

Selain itu, dalam Al-Qur'an, Allah berfirman dalam Surat Al-Hujurat (49:6):

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ إِن جَآءَكُمْ فَـَٔاسِقٌۢ بِنَبَإٍۢ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۭا بِجَهَـٰلَةٍۢ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَـٰدِمِينَ

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat : 6)

Dari hadis dan ayat Al-Qur'an di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam menekankan pentingnya memilih teman yang baik dan menjauhi teman yang buruk, karena pergaulan dapat mempengaruhi perilaku dan keyakinan seseorang.

 

3. Meninggalkan Separuh dari Perkara Halal

Orang bertaqwa juga cenderung berhati-hati dalam memilih yang halal. Ini mencakup kehidupan sehari-hari, termasuk dalam hal pekerjaan dan bisnis. Meninggalkan separuh dari perkara halal adalah langkah pencegahan agar tidak terjerumus ke dalam yang haram.

Dalam Islam, berlebihan dalam perkara halal juga dianggap sebagai perilaku yang tidak baik. Terdapat beberapa dalil dari Al-Qur'an, hadis, dan fatwa ulama yang mengingatkan umat Islam tentang bahaya berlebihan dalam perkara halal. Salah satu ayat Al-Qur'an yang menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan adalah Surat Al-A'raf (7:31), yang artinya:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Artinya: "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al-A'raf: 31)

Selain itu, hadis juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda:

"Janganlah kamu berlebih-lebihan dalam agama, karena orang-orang sebelum kamu telah binasa karena berlebih-lebihan dalam agama." (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Dari dalil-dalil di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan dan tidak berlebihan dalam perkara halal. Berlebihan dalam perkara halal dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, sebagai umat Muslim, kita harus selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan dan menghindari perilaku yang berlebihan.

Fatwa ulama juga mengingatkan tentang bahaya yang berlebihan dalam memperoleh kehalalan. Menurut fatwa ulama, tindakan berlebihan dalam memperoleh kehalalan dapat membawa dampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain, seperti merusak kesehatan, menciptakan ketidakadilan, dan merusak lingkungan. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita harus selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan dalam segala hal, termasuk dalam mencapai kehalalan.

Dalam konteks kita sebagai ibu-ibu rumah tangga, pesan ini mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga perilaku dan pergaulan, serta memilih yang terbaik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kita dapat menjadi teladan bagi keluarga dan masyarakat sekitar.

Semoga pesan ini dapat menjadi inspirasi bagi kita semua dalam meningkatkan kualitas iman dan taqwa. Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

 

Kiyai Badrun Sulaiman

*Pemateri adalah Ketua MWCNU Margomulyo